• SASARAN PERANAN PERENCANAAN PENINGKTAN SERTA PEMANFAATAN AUD

    0


    BAB I
    PENDAHULUAN
    A.      Latar Belakang
    Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Menurut  UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan usia dini adalah:
    Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
    Sejak saat itulah, perkembangan pendidikan usia dini tumbuh dengan pesat, baik secara kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak hanya terbatas pada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah formal, tetapi mencakup kegiatan lainnya, seperi Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan lainnya. Kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun belum mencapai apa yang diharapkan.
    Oleh karena itu, upaya memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat tentang komponen-komponen pendidikan anak usia dini perlu dilakukan. Komponen PAUD antara lain meliputi prinsip-prinsip dasar PAUD, kurikulum, proses pembelajaran dan evaluasi. Kajian terhadap komponen-komponen PAUD perlu dilakukan untuk lebih memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi pendidik anak usia dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan kaidah-kaidah pendidikan yang telah ditetapkan.
    Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menilai pembahasan Sasaran, Peran Guru, Perencanaan Kurikulum AUD Dan Pengaturan Pembelajaran AUD.

    B.       Rumusan Masalah
    1.      Bagaimana Sasaran Pendidikan Anak Usia Dini ?
    2.      Bagaimana Peranan Guru PAUD ?
    3.      Bagaimana Perencanaan Kurikulum bagi Anak Usia Dini ?
    4.      Bagaimana Peningkatan Partisipasi Orang tua dan Keluarga ?
    5.      Bagaimana Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini ?

    C.      Tujuan Penulisan
    1.    Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengelolaan kelas dan Lingkungan Belajar PAUD.
    2.    Untuk mengetahui Sasaran Pendidikan Anak Usia Dini.
    3.    Untuk mengetahui Peranan Guru PAUD.
    4.    Untuk Perencanaan Kurikulum bagi Anak Usia Dini.
    5.    Untuk Peningkatan Partisipasi Orang tua dan Keluarga.
    6.    Untuk Bagaimana Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini
    BAB II
    PEMBAHASAN
    A.      Sasaran Pendidikan Anak Usia Dini
    Sasaran utama Pendidikan Anak Usia Dini, terutama pada PAUD Informal dari sisi peserta didik adalah anak usia 0-6 tahun dan karakteristiknya, dengan maksud untuk dikembangkan segenap potensi atau segenap potensi atau seluruh dimensi kecerdasannya meliputi: kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musical, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan spiritual.
    Penelitian terbaru mendukung konsep bahwa permainan yang terencana, bertujuan, dan produktif merupakan bagian yang penting dari lingkungan pembelajaran anak usia dini. Anak-anak harus menyelidiki, melakukan percobaan, dan membuat penemuan bagi diri mereka sendiri melalui interaksi menyenangkan dengan lingkungan dan orang lain untuk mempertajam kepekaan pada dunia anak.
    Anak-anak membutuhkan banyak hal menarik  untuk disentuh, dicicipi, didengar, dicium, dan dilihat. Dalam lingkungan prasekolah atau TK yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan, siswa menggambar, memakai kostum, bermain rumah-rumahan, membangun dengan  balok kayu,  menyusun puzzle, mencermati buku gambar yang berwarna-warni, menggali pasir, menuang air, menaiki sepeda roda tiga, memukul drum, menyiram tanaman, memberi makan binatang, berdansa, berakting, dan lebih banyak lagi.
    1.      Penyelidikan dan Penemuan Melalui Permainan
    Sasaran utama dalam kelas anak usia dini adalah untuk memperlihatkan pada anak hal-hal menakjubkan untuk diselidiki dan ditemukan melalui permainan bebas. Mungkin akan menjadi sebuah pencapaian anak hebat jika anak pada usia ini megahafal alphabet dan menghitung hingga 100, namun jauh penting lagi untuk mendukung keingintahuan alami dan gairah belajar mereka dengan memberikan kesempatan belajar yang kaya dan bermakna sesuai bagi mereka, kehidupan, keluarga, budaya, bahasa, dan kebutuhan dan kemampuan khusus mereka.

    2.      Mengajar Kecerdasan Ganda
    Kita juga harus mempertimbangkan temuan revolusioner dari Dr. Howard Gardner, professor Howard yang mengembangkan teori kecerdasan ganda. Berkat pendekatan Gardner, kita dapat memahami bahwa manusia memiliki paling tidak delapan cara yang berbeda dalam mengungkapkan kecerdasan (logis/matematis, linguistic/verbal, ritmik/musical, naturalis, spasial/visual, kinestetik, interpersonal, dan interapersonal) dan bahwa kecerdasan yang berbeda ini harus diperhitungkan dalam perencanaan pengalaman belajar bagi anak untuk memastikan kebutuhan anak terpenuhi. Oleh karena itu, ruang kelas anak usia dini yang baik dipenuhi dengan kesempatan bagi anak untuk menggunakan pemikiran logis, bahasa, music, seni, alam, gerakan, interaksi dengan orang lain, dan usaha mandiri.

    3.      Memenuhi Kebutuhan Perkembangan
    Sebagai guru anak usia dini, penting untuk membantu setiap individu di kelas dalam mencapai potensi penuh. Dalam melakukannya, anda harus mencermati tanda-tanda pertembuhan dalam berbagai wilayah perkembangan bahasa, fisik, social, emosional, dan kognisi. Tujuan dan sasaran yang spesifik bagi anak usia dini berbeda di setiap sekolah, kelompok usia, dan budaya. Namun ada bebarapa tujuan umum, yang dipegang oleh para pendidik anak usia dini yang tercermin dalam sebagian besar program anak usia dini. Berikut ini contoh sasaran umum program pendidikan anak usia dini.

    a.    Perkembangan Bahasa Lisan
    Perkembangan bahasa lisan pada umumnya  dibagi menjadi dua wilayah, bahasa pengungkapan dan bahasa penerimaan. Sebelum anak bisa belajar baca tulis, mereka harus bisa berbicara dan mendengarkan dengan efektif. Kesadaran fonologis kemampuan mengenali bunyi bahasa penting  dalam wilayah perkembangan lain.
    Sasaran Perkembangan Bahasa Lisan
    “Pengungkapan”
    Sasaran Perkembangan Bahasa Lisan
    “Penerimaan”
    1.    Berkomunikasi secara non-verbal melalui isyarat, gerakan dan ekspresi.
    2.    Menggunakan bahasa untuk mengungkapkan kebutuhan, ide, perasaan, kegiatan rutin, dan naskah familiar.
    3.    Bergabung dalam percakapn informal mengenai pengelaman dan mengikuti peraturan percakapan.
    4.    Mulai mengenal sajak. Bunyi bersajak dalam kosakata yang familiar, bergabung dengan permainan sajak, dan menirukan lagu atau puisi bersajak.
    5.    Mulai memaparkan kembali cerita yang sudah di simak.
    6.    Menggunakan istilah yang berhubungan dengan arah dan letak (naik, turun, atas, bawah, hidup, mati, di atas, di bawah).
    7.    Mulai mencermati bunyi awal pada kosakata familiar dengan menyadari bahwa pengucapan beberapa kata dimulai dengan cara yang sama.
    8.    Mulai memilah kata menjadi suku kata, atau bertepuk untuk setiap pengucapan satu suku kata.
    9.    Mulai menciptakan dan menemukan kata dengan cara mengganti bunyi.
    10.               Menunjukkan kemajuan tetap dalam kosakata percakapan.
    1.    Menjawab pertanyaan sederhana dengan cepat.
    2.    Mengenal dan membandingkan bunyi familiar (binatang, mesin, suara anggota keluarga).
    3.    Menyadari pola pengulangan pada sajak, lagu, dan puisi.
    4.    Mengingat fakta, detail, dan tahapan peristiwa dalam cerita.
    5.    Mengenali perbedaan intonasi untuk mengungkapkan emosi.
    6.    Memusatkan perhatian pada pembicara.
    7.    Memahami dan mengikuti arah pembicaraan sederhana.
    8.    Menikmati aktivitas menyimak dan memberi tanggapan pada cerita dan buku.
    9.    Mendengarkan dan terlibat dalam percakapan dengan teman.
    10.             Mendengarkan cerita rekaman dan music serta menunjukkan pemahaman melalui isyarat, tindakan, dan/atau bahasa.

    b.   Perkembangan Kemampuan Baca Tulis
    Keterampilan baca tulis mulai berkembang pada usia sangat dini, sebagai hasil alami dari perkembangan keterampilan bahasa lisan. Umumnya, anak sedang berkembang yang ada di lingkungan yang kaya tulisan dan memberikan banyak kesempatan berharga untuk membaca dan menulis, mengembangkan kemampuan baca  tulis hampir sama mudahnya dengan keterampilan bahasa lisan. Semua anak usia dini, tanpa memandang tingkat perkembangan, halangan, maupun tantangannya,  mendapat keuntungan dari lingkungan yang kaya tulisan dengan pengalaman baca tulis yang sesuai.
    Sasaran perkembangan kemampuan baca tulis :
    1.      Memperlihatkan ketertarikan pada buku, berusaha membaca dan menulis sendiri.
    2.      Menggunakan huruf, yang sudah diketahui maupun berupa perkiraan, untuk menyimbolkan bahasa tulisan.
    3.      Memahami bahwa membaca dan menulis merupakan cara mendapatkan informasi dan pengetahuan; menghasilkan dan mengkomunikasikan pemikiran dan ide serta memecahkan masalah.
    4.      Mulai mendikte kata, frase, dan kalimat pada orang dewasa yang mencatatkannya.
    5.      Mengenali paling tidak sepuluh huruf dalam alphabet (praTK); mengenali semua huruf alphabet (TK).
    6.      Menghubungkan bunyi dengan bahasa tulisan.
    7.      Memahami bahwa tulisan membawa pesan dengan cara mengenal label, tanda, dan bentuk tulisan lain dalam lingkungan.
    8.      Mulai memahami aturan dasar tulisan.
    9.      Mulai membuat pasangan huruf/bunyi (pra TK); bisa membuat sebagian besar pasangan bunyi/huruf (TK).
    10.  Mulai mengenal kata yang sering digunakan.

    c.    Perkembangan Kognisi
    Perkembangan kognisi meliputi perkembangan keterampilan berpikir seperti pengenalan, pengelompokan, perbandingan, perentangan, penahapan, dan pemecahan masalah.
    Sasaran perkembangan kognitif:
    1.      Memasangkan benda dalam hubungan satu-satu
    2.      Mengenali jumlah benda (0-10) dalam kumpulan
    3.      Menggunakan indera sebagai cara memperoleh informasi dan membandingkan benda
    4.      Menggambarkan peristiwa dan benda yang ada di lingkungan
    5.      Mengklompokkan benda berdasarkan karakter tertentu (warna, bentuk, ukuran)
    6.      Menggunakan kosakata untuk membandingkan jumlah (lebih, kurang) dan ukuran (lebih besar, lebih kecil)
    7.      Memperlihatkan kesadaran hubungan bagian keseluruhan melalui puzzle
    8.      Menirukan pola sederhana dengan manik-manik, balok, atau benda lain
    9.      Mengurutkan benda dalam jumlah terbatas berdasarkan ukuran
    10.  Mengingat tahapan peristiwa dalam cerita yang familiar, aktivitas ruang kelas, atau kegiatan sehari-hari

    d.   Perkembangan Fisik
    Perkembangan fisik sama pentingnya dengan keterampilan bahasa dan berpikir dan merupakan bagian penting dalam pendidikan anak usia dini. Perkembangan fisik dapat dibagi menjadi tiga wilayah. Perkembangan gross motor adalah perkembangan otot besar dalam tubuh. Perkembangan fine motor terutama pada otot kecil di tangan dan jari. Perkembangan sensorik mendukung perkembangan panca indera anak.
    Sasaran perkembangan fisik :
    1.      Mengembangkan kemampuan berpindah tempat dengan berbagai cara dalam sebuah kelompok tanpa menabrak teman atau jatuh
    2.      Memperlihatkan perbedaan yang jelas antara gerakan cepat dan lambat
    3.      Memperlihatkan gerakan non-lokomotor seperti melipat dan meregang
    4.      Mengembangkan kemampuan keseimbangan dengan berdiri satu kaki dengan jangka waktu yang ditingkatkan
    5.      Menerapkan keterampilan mandiri (mengancing baju, mengencangkan resleting)
    6.      Mengembangkan keterpaduan gerakan mata-tangan
    7.      Mengembangkan kemampuan berjalan ke depan ke samping di atas tongkat keseimbangan tanpa jatuh
    8.      Bergabung dalam permainan aktif, memperoleh keterampilan berkaitan dengan kendali gerakan
    9.      Mengembangkan kemampuan lempar-tangan bola
    10.  Memperlihatkan peningkatan kesadaran bagian tubuh tertentu, seperti kepala, punggung, dada, pinggang, pinggul, lengan, siku, pergelangan tangan, telapak tangan, jari, kaki, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki, dan jari kaki.

    e.    Perkembangan Rasa Keindahan dan Seni
    Sangat penting untuk memperlihatkan keindahan pada anak dan membantu mereka mengembangkan penghargaan pada seni murni. Bagi sebagian anak, ekspresi seni merupakan cara paling alami untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pemikiran sambil menantang imajinasi mereka dan mengembangkan kemampuan merenung dan memecahkan masalah dengan kreatif
    Sasaran perkembangan  rasa keindahan:
    1.      Mencermati garis, warna, bentuk, dan tekstur melalui kegiatan seni
    2.      Melakukan percobaan dengan beraneka macam alat dan bahan
    3.      Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui seni
    4.      Mengembangkan kesadaran dan penghargaan budaya seni
    5.      Menyanyikan lagu dan mendengarkan musik
    6.      Memberi reaksi pada musik dengan gerakan tubuh
    7.      Mengamati beraneka macam instrumen irama dan melodi
    8.      Menampilkan cerita
    9.      Menggunakan gerakan tubuh untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran
    10.  Menggunakan boneka untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran

    f.     Perkembangan Sosial dan Emosional
    Wilayah terakhir yang menjadi perhatian pengajar anak usia dini adalah perkembangan social dan emosional siswa. Konsep diri,  kendali diri, kerja sama, hubugan social, dan pengetahuan tentang keluarga dan komunitas merupakan elemen dari wilayah perkembangan ini. Belajar mengenal, berkomunikasi, dan mengatur emosi dengan efektif membantu anak membangun pertemanan dan memperoleh kompetesi social salah satu dari tujuan utama program anak usia dini yang baik.
    Sasaran perkembangan social dan emosional :
    1.      Mengembangkan kapasitas yang terus bertambah pada perkembangan kemandirian dan keterampilan membantu diri sendiri dalam ligkup aktivitas, kegiatan rutin, dan tugas
    2.      Mengembangkan dan mengungkapakan kesadaran diri dalam hal perbedaan jenis kelamin, anggota keluarga, kemampuan spesifik, karakteristik dan kesukaan
    3.      Menunjukkan kebanggaan pada pencapaian
    4.      Memperlihatkan kemampuan yang bertambah dalam mengungkapkan perasaan, kebutuhan, dan pendapat dalam situasi sulit dan konflik tanpa menyakiti diri sendiri, orang lain, atau benda
    5.      Memperlihatkan pemahaman yang bertambah mengenai pengaruh tindakan mereka pada orang lain dan mulai menerima akibat tindakan mereka
    6.      Memperlihatkan kenyamanan yang bertambah dalam berbicara serta menerima petunjuk dan arah dari beberapa orang dewasa terdekat
    7.      Kemajuan dalam memberi reaksi simpati pada teman yang membutuhkan , sedang sedih, terluka atau marah, dan dalam mengungkapkan empati atau perhatian pada orang lain
    8.      Kemajuan dalam memahami persamaan dan menghormati perbedaan antar manusia, seperti jenis kelamin, ras, kebutuhan khusus, budaya, bahasa, dan anggota keluarga
    9.      Mengembangkan kesadaran yang bertambah terhadap pekerjaan dan hal yang dibutuhkan dalam mengerjakan berbagai tugas
    10.  Mulai mengungkapkan dan memahami konsep geografi dalam konteks rumah, ruang kelas, dan komunitas
    Sasaran tersebut umum bagi sebagian besar program anak usia 3-6 tahun. Apapun situasi anda, sangat bijak untuk mengembangkan sasaran sejenis sehigga anda dan orang tua anak yang bergabung dalam pelayanan memiliki pelayanan yang sama tentang harapan pencapaian anak selama masa prasekolah dan TK. Sasaran yang dirumuskan dengan jelas juga kan membantu anda dalam proses perencanaan pelajaran sehingga membuat perencanaan bertujuan  dalam berorientasi.
    B.       Peran Guru PAUD
    Guru adalah pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran, peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum. Tetapi menurut Brenner (1990) sebenarnya pendidikan anak prasekolah terefleksi dalam alat-alat perlengkapan dan permainan yang tersedia, cara perlakuan guru terhadap anak, adegan dan desain kelas, serta bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk anak. (M. Solehuddin, 1997 : 55).
    1.      Peranan Guru PAUD Sebagai Perencana
    Peranan guru sebagai perencana dalam pembelajaran terpadu adalah guru merencanakan suatu kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan bersama anak didik. Bentuk-bentuk perencanaan dalam proses pembelajaran di TK adalah :
    a.      Perencanaan Tahunan
    Dalam perencanaan tahunan sudah ditetapkan dan disusun kemampuan keterampilan dan pembiasaan-pembiasaan yang diharapkan dicapai oleh anak didik dalam satu tahun. Perencanaan tahunan dan semester juga memuat tema-tema yang sesuai dengan aspek perkembangan anak dan minat anak serta sesuai dengan lingkungan sekolah setempat. Perencanaan tahunan dibuat bersama antara guru-guru dan kepala sekolah.
    b.      Perencanaan Semester
    Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang ditata secara urut, serta sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema dan sebarannya kedalam semester I dan semester II.
    c.       Perencanaan Mingguan (Satuan Kegiatan Mingguan)
    Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema.
    d.      Perencanaan Harian (Satuan Kegiatan Harian)
    Perencanaan harian disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, makan dan kegiatan akhir.
    Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : misalnya berdoa/mengucapkan salam, membicarakan tema atau sub tema. Kegiatan ini merupaka kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian kemampuan sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak. Serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individu/kelompok. Istirahat/makan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan : misalnya mengenalkan kesehatan makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan bermain dengan alat permainan diluar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini sesuai dengan kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu baru setelah itu makan.
    Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan akhir yang dapat diberikan misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok harinya, menyanyi, berdoa dan sebagainya. Sebagai seorang perencana, guru TK harus memahami langkah-langkah perencanaan dalam pembelajaran terpadu. Sebaiknya perencana pembelajaran disusun untuk waktu tidak kurang dari dua minggu dan dapat diperluas untuk beberapa minggu setelah itu. Sebelum memulai langkah-langkah penyusunan, sebaiknya guru telah memilih dan menentukan tema serta menjabarkannya kedalam sub tema serta menentukan kemampuan yang akan dikembangkan.
    2.      Peranan Guru Sebagai Pelaksana
    Setelah rencana pembelajaran selesai disusun maka tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan apa yang telah direncanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif, sebaiknya guru memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
    a.       Kembangkan rencana yang telah kita susun dan perhatikan kejadian atau peristiwa spontan yang ditunjukkan oleh anak terhadap materi yang dipelajari pada hari itu.
    b.      Melaksanakan penilaian terhadap minat dan pemahaman anak mengenai tema tersebut dengan menggunakan pengamatan, wawancara, diskusi kelompok maupun contoh hasil kerja anak.
    c.       Bantu anak untuk memahami tentang isi dan proses kegiatan pembelajaran.
    d.      Lakukan percakapan dengan anak tentang hal-hal yang berkaitan dengan tema sehingga kita dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman anak tentang tema yang dipelajari pada hari itu. Bantu dan doronglah anak untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang hal-hal yang ingin diketahuinya dengan cara menjawab pertanyaannya atau memberikan kesempatan pada anak untuk mencari dan menemukan jawaban melalui kegiatan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya.
    e.       Adakan kerjasama dengan orang tua atau keluarga secara timbal balik mengenai kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, informasikan tema kepada pihak oang tua atau keluarga sehingga orang tua ikut serta mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

    3.      Peranan Guru PAUD Sebagai Evaluator
    Peranan guru TK sebagai evaluator adalah melakukan penilaian terhadap proses kegiatan belajar dan penilaian hasil kegiatan. Penilaian dilakukan secara observasi dan pengamatan terhadap cara belajar anak baik individual atau kelompok. Tujuan penilaian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang dicapai oleh anak. Hasil karya anak dapat kita pajang ditempat pemajangan sebagai tanda hasil kegiatan yang telah dilakukan, hal ini dapat membangun rasa kebanggaan pada diri anak dan dapat memotivasi untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Evaluasi harus mampu memperdayakan guru, anak dan orang tua. Guru sebagai evaluator harus melihat penilaian sebagai suatu kesempatan untuk menggambarkan pengalaman anak didik serta sebagai alat untuk mengetahui kemajuan proses maupun belajar anak didik.
    Setelah mempelajari dan memahami penjelasan mengenai peranan guru, tampaklah bahwa tugas dan tanggung jawab seorang guru TK tidaklah mudah dalam kegiatan pembelajaran terpadu. Peranan lain yang harus dilakukan guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih adalah :
    a.       Korektor
    Guru harus bisa membedakan nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, sehingga guru dapat menilai dan mengoreksi semua tingkah laku, sikap dan perbuatan anak didik. Jadi peran guru Tk sebagai korektor ialah mengembangkan kemampuan berprilaku melalui kebiasaan-kebaiasaan yang baik dan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk.
    b.      Inspirator
    Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Disini peran guru ialah menuangkan ide-ide atau gagasan atau melakukan inovasi pembelajaran guna kemajuan anak didik. Misalnya menciptakan atau mengembangkan berbagai media, alat maupun metode-metode pembelajaran.
    c.       Informator
    Guru memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain materi yang telah diprogramkan sesuai kurikulum. Kemudian guru harus mengembangkan dirinya dengan terus belajar tentang kemajuan-kemajuan teknologi agar tidak “gagap teknologi (gatek)” dan memiliki yang luas diberbagai hal.
    d.      Organisator
    Guru memiliki kegiatan pengelolan akademik, menyusun tata tertib sekolah dan menyusun kalender akademik. Semua kegiatan harus diorganisasikan dengan baik sehingga tercapai efektivitas dan efesiensi pembelajaran.
    e.       Motivator
    Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar lebih bersemangat dan aktif dalam belajar, motivasi ini lebih efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak.
    f.       Inisiator
    Peran guru sebagai pencetus ide-ide dalam kemajuan pendidikan dan pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan dan memberi sumbangsih pemikiran demi kemajuan pendidikan mulai dari yang terkecil seperti dalam kelas dan sampai yang terbesar dalam lingkup sekolah maupun wilayah yang lebih luas lagi.
    g.      Fasilitator
    Sebagai fasilitator guru hendaknya menyediakan fasilitas yang memudahkan kegiatan belajar dan dapat menyenangkan atau bisa membangkitkan anak didik untuk bereksplorasi serta menyalurkan minat dan keingintahuannya secara aktif.
    h.      Pembimbing
    Bimbingan yang diberikan guru sebaiknya sesuai dengan kebutuhan anak didik. Jika dilihat anak tersebut mampu melaksanakan tugasnya, namun dia tampak manja atau tidak mau melakukannya maka cobalah untuk bersikap tegas dengan meminta anak untuk mencoba melakukannya sendiri dahulu sampai anak itu benar merasa membutuhkan bantuan barulah guru membantunya.
    i.        Demonstrator
    Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua materi pelajaran dapat dipahami oleh anak mengingat kemampuan setiap anak berbeda-beda. Untuk materi yang sulit dipahami oleh anak didik, sebaiknya guru memperagakan sehingga dapat membantu anak yang belum memahami materi tersebut. Untuk materi yang cukup berbahaya dilakukan oleh anak sendiri, sebaiknya guru bertindak sebagai demonstrator.
    j.        Pengelola Kelas
    Pengelolan kelas menunjukkan pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar, termasuk pengaturan tempat duduk, ventilasi, pengauran cahaya dan pengaturan penyimpanan barang.
    k.      Mediator
    Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media material amaupun nonmaterial. Sehingga guru dapat menentukan media yang paling sesuai untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Selain sebagai mediator, guru juga sebagai penengah dalam proses belajar anak didik khususnya saat kegiatan diskusi kelompok.
    l.        Supervisor
    Guru dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran. Kelebihan yang dimiliki supervisor selain posisinya ada juga karena pengalaman, pendidikan, kecakapan atau keterampilan yang dimilikinya atau memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol dari pada orang-orang disupervisinya. Dengan peran guru sebagai supervisor, guru juga harus memilki kesadaran untuk dapat menilai kinerjanya sendiri untuk meningkatkan kegiatan pembelajarannya.

    C.      Perencanaan Kurikulum bagi Anak Usia Dini
    Mengutip pendapat Kitano dan Kirby (1986:127-167), kurilukum merupakan rencana pendidikan yang dirancang untuk memaksimalkan interaksi pembelajaran dalam rangka menghasilkan perubahan perilaku yang potensial. Kurikulum yang koprehensif seharusnya memiliki elemen utama dari setiap bidang pengembangan yang disesuaikan dengan tingkatan atau jenjang pendidikannya serta mengetengahkan target pencapaian peserta didik yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran dilembaga pendidikan.
    Kurikulum bagi anak usia dini tidak berasal dari buku referensi atau petunjuk kurikulum. Mungkin keduanya berguna, namun kurikulum yang otentik untuk anak usia dini dating dari anak itu sendiri. Kurikulum ini dibuat berdasarkan minat, kebutuhan, tingkat oerkembangan, dan kepribadian unik mereka.
    Sebelum membuat keputusan mengenai pengaturan fisik ruang kelas dan jadwal harian, guru terlebih dahulu membuat keputusan mengenai topik  yang guru inginkan untuk dipelajari, dicapai, dan dialami oleh anak. Akan tetapi dalam hal perencanaan, penting untuk diingat bahwa lingkungan pembelajaran prasekolah terbagi ke dalam pusat pembelajaran yang jelas fungsinya. Ada tujuh pusat pembelajaran dasar yang merupakan pondasi dari banyak ruang kelas anak usia dini. Pusat-pusat pembelajaran ini adalah :
    1.      Pusat Seni
    a.    Menulis menggunakan biscuit anjing
    b.    Membuat mozaik bulu palsu
    c.    Merekatkan bulu pada gulungan tisu
    d.   Membuat mozaik dengan kerang dan pasir di atas karton yang tebal
    2.      Pusat Balok Kayu
    a.    Menambahkan binatang dari kayu atau plastik sebagai alat pendukung
    b.    Menambahkan mangkuk ikan anti pecah untuk digunakan dalam konstruksi
    c.    Menambahkan tanda untuk melabeli took binatang peliharaan dan benda-benda yang bisa ditemukan di toko tersebut
    3.      Pusat Drama
    a.    Menambahkan tempat tidur anjing sungguhan
    b.    Menambahkan boneka binatang peliharaan
    c.    Menambahkan makanan binatang sungguhan
    d.   Menambahkan topeng binatang peliharaan yang dibuat guru maupun dibeli di took
    4.      Pusat Sensori/Ilmu pengetahuan
    a.    Mencermati beraneka ragam makanan binatang peliharaan
    b.    Membuat sendiri biskuit anjing
    c.    Memelihara binatang dalam ruang kelas
    d.   Menambahkan biji-bijian makanan burung pada meja sensorik
    5.      Pusat Perpustakaan
    a.    Menambahkan buku tentang binatang peliharaan
    b.    Menambahkan boneka binatang peliharaan
    c.    Menambahkan cerita tentang binatang peliharaan
    d.   Menambahkan gambar binatang peliharaan berikut namanya pada kotak kalimat di daerah ABC
    6.      Pusat penguasaan Benda
    a.    Menyediakan puzzle binatang peliharaan
    b.    Menambahkan permainan folder buatan sendiri dengan tema binatang peliharaan
    7.      Pusat Musik
    a.    Mendengarkan lagu tentang binatang peliharaan, termasuk dalam bahasa asli anak melalui tape atau CD
    b.    Menambahkan alat bantu berbentuk binatang buatan guru, misalnya bermacam bentuk ekor ditempel pada karet alastis untuk digunakan pada saat gerakan kreatif

    D.      Peningkatan Partisipasi  Orang Tua dan Keluarga
    Ada anggapan bahwa orang tua dan pengasuh lain merupakan guru pertama anak. Bagian paling penting dalam pengajaran anak usia dini adalah menyeddiakan sumber informasi dan dukungan bagi orang tua siswa.
    Berikut ini beberapa ide yang bisa membantu anda berhubungan dengan orang tua sehingga mereka merasa terdukung dan dihargai oleh program anda.
    1.      Telepon peribadi
    Sediakan sedikit waktu di sore hari seminggu sekali dan telephonlah satu atau dua orang siswa. Orang tua seringkali terkejut menerima telepon dari guru, dan ada anggapan bahwa telepon dari guru menandakan ada permasalahan dengan anak mereka. Betapa menyenangkan saat mengetahui bahwa anda menelpon untuk lebih mengenal mereka dan memberitahukan bahwa anda menikmati waktu bersama anak mereka di kelas!
    Anda bisa menggunakan percakapakan informal ketika sedang berbicara kepada orang tua siswa secara santai. Untuk  memastikan anda sudah menelpon semua orang tua, buatlah daftar nomer telepon dan periksalah nama saat berbicara dengan anggota keluarga.
    2.      Kirimkan “Kabar Gembira” ke Rumah
    Tulislah “kabar gembira”  untuk dibawa pulang beberapa anak tiap minggu. “kabar gembira” melaporkan berita gembira, misalnya buku yang sangat disukai anak, atau keterampilan yang diperoleh anak. Tujuan “kabar gembira” adalah untuk membangun hubungan yang positif dengan keluarga, bukan memebrikan laporan yang detail. Buatlah seringan dan seramah mungkin, dan, sebagaimana telepon, buatlah daftar sehingga anda bisa memastikan semua anak sudah membawa pulang kabar gembira secara teratur.

    3.      Buletin Sekolah
    Kebanyakan orang tua tertarik pada kegiatan anak di sekolah. Jika anda melibatkan anak dalam membuat buletin bulanan untuk dibawa pulang, anda tidak hanya memberikan informasi pada orang tua, namun anda juga memberikan pengalaman baca tulis bagi anak setiap bulannya. Fitur yang anda bisa cantumkan adalah salinan hasil karya anak, foto aktivitas kelas, dan cerita yang didiktekan anak. Anda juga bisa mencantumkan tips untuk orang tua, informasi mengenai perkembangan anak, atau permohonan sukarelawan untuk membantu aktivitas kelas, proyek, acara khusus, atau rekreasi. Buletin yang tidak terlalu panjang, ditulis dengan bahasa yang santai dan ramah serta berikin hasil karya atau foto anak biasanya dibaca dan dihargai oleh orang tua.

    4.      Barang Bekas Cantik
    Orang tua bisa menjadi sumber terbesar perlengkapan kelas yang bermanfaat, seperti kostum, peralatan makan, kotak makan kosong, wadah tisu, kardus, dan masih banyak lagi. Kirimkan daftar “barang bekas cantik” yang anda inginkan untuk disumbangkan ke kelas anda. Mintalah orang tua untuk menempelnya di pintu kulkas. Anda akan terkejut pada keajaiban yang terjadi! Beberapa guru meletakkan kotak di dekat pintu ruang kelas untuk menampung sumbangan barang bekas. Pastikan anda memeriksanya setiap hari dan pastikan semua barang diletakkan di tempat yang benar untuk penggunaan selanjutnya.

    5.      Kunjungan ke Kelas
    Walaupun sulit bagi orang tua siswa mengatur jadwal pada siang hari untuk bisa mengunjungi ruang kelas, penting untuk memberitahu mereka bahwa kelas selalu terbuka bagi mereka dan bahwa bimbingan mereka selalu dihargai. Anda bisa mengirimkan survei ke rumah pada awal tahun ajaran mengenai hobi, bakat khusus, atau keterampilan yang bisa dibagi dengan anak. Arsipkan file tersebut dan gunakan untuk perencanaan. Sebagai contoh, apabila ibu dari siswa anda ada yang suka berkebun, anda bisa mengundangnya dan membantu siswa menanam sayuran sebagai bagian dari proyek anda tentang tanaman. Sama halnya  jika ayah siswa ada yang berprofesi sebagai tukang pipa, anda bisa mengundangnya untuk memperlihatkan kegunaan peralatan tukang pipa saat kelas anda memulai proyek tentang “air.”
    Ada anggota keluarga yang mungkin ingin dan bisa membantu di kelas namun merasa tidak yakin mengenai peran dan tanggung jawab mereka. Lebih baik jika anda memberi mereka tugas yang spesifik, seperti membacakan buku untuk kelompok kecil dan informal di pusat perpustakaan atau mengawasi aktivitas memasak.
    6.      Rekreasi
    Mungkin ada keluarga siswa yang memelihara burung praktik di rumah atau orang tua yang bekerja di toko grossir setempat. Melakukan kunjungan ke rumah atau tempat kerja anggota keluarga bisa menjadi pengalaman menyenangkan bagi semua pihak. Bicarakan dengan keluarga siswa dan carilah kemungkinannya.
    Orang tua juga bisa menjadi asisten pembimbing saat kelas mengadakan rekreasi ke kebun binatang atau taman. Selalu mintalah bantuan sukarela dari orang tua saat mengadakan rekreasi seperti ini. Anda bisa mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang dilalui bersama.
    7.      Proyek Pekerjaan Rumah
    Ada orang tua juga yang ingin membantu kelas, tapi tidak bisa mengatur waktunya di siang hari. Proyek seperti permainan membuat folder, buku perencanaaan, atau material “buatan-sendiri” lainnya mungkin bisa mereka kerjakan. Anda bisa menulis catatan di bulletin untuk pencarian sukarelawan. Dengan begitu hidup anda menjadi lebih ringan dan bisa memberikan jalan bagi orang tua untuk lebih terlibat dalam program anak.
    Apapun bentuk keterlibatannya, ingatlah bahwa anda bisa membuat perubahan besar dalam keluarga siswa dengan selalu tersedia dan mendukung mereka dalam menjalankan tugas membesarkan anak.
    E.       Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini
    1.      Jenis lingkungan sebagai sumber pembelajaran
    Semua lingkungan yang ada disekitar kita bisa digunakan sebagai media        pembelajaran (Muhammad Efendi,2013). Dari semua lingkungan yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan alam dan lingkungan buatan.
    a.       Lingkungan Sosial
    Lingkungan social sebagai sumber  belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, bahan     yang   ada   di  alam   sekitar   sangat   seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem    nilai. Lingkungan social tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu social dan kemanusiaan.
    b.      Lingkungan Alam                                      
    Lingkungan   alam   atau   lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya. Lingkungan alam sifatnya relative menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan      kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan   dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
    Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih  dari   itu  diharapkan  juga  dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk  mencintai  alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.
    c.        Lingkungan Buatan                                           
    Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja  diciptakan  atau dibangun manusia    untuk   tujuan-tujuan tertentu   yang   bermanfaat   bagi   kehidupan           
    manusia.    Lingkungan     buatan  antara   lain adalah   irigasi   atau   pengairan,   bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan    pembangkit tenaga listrik.
    2.      Nilai-Nilai  Lingkungan  sebagai  Sumber Belajar                                                   
    Lingkungan yang ada di  sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar                          yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini.
    a.       Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak. Jumlah          
    Sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas,           sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk Kepentingan pendidikan. Sumber belajar   lingkungan   ini  akan  semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas  oleh   empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih     akurat,   sebab    anak    dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
    Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih  menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang.
    b.      Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas  belajar  anak (learning     activities) yang lebih meningkat. Penggunaan cara atau metode yang bervariasi merupakan  tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pendidikan untuk   anak   usia dini. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang    dapat    diraih   dari lingkungan     sebagai    sumber    belajar dalam     pendidikan     anak   usia   dini bahkan   hampir   semua   tema   kegiatan dapat dipelajari  dari lingkungan.
    Namun  demikian  diperlukan  adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk        anak-anak. Lingkungan mana pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Jika  pada  saat   belajar   di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai binatang, dengan memanfaatkan          lingkungan anak akan dapat memperoleh pengalaman   yang   lebih   banyak  lagi.
    Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru  dapat  membawa kegiatan-kegiatan  yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka  dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan  kisah     tersebut     di dalam   ruangan     kelas,  nuansa    yang sealamiah seperti   halnya   jika  guru mengajar anak untuk memanfaatkan lingkungan. Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk mengamati lingkunganakan menambah keseimbangan         dalam kegiatan belajar. Artinya belajr tidak  hanya terjadi di   ruangan kelas namun juga   di  luar  ruangan kelas dalam hal  ini  lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhap perkembangan fisik,  keterampilan sosial,dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.       

    BAB III
    PENUTUP

    KESIMPULAN
    Sasaran utama Pendidikan Anak Usia Dini, terutama pada PAUD Informal dari sisi peserta didik adalah anak usia 0-6 tahun, dengan maksud untuk dikembangkan segenap potensi atau segenap potensi atau seluruh dimensi kecerdasannya meliputi; kecerdasan linguistik; kecerdasan logika matematika; kecerdasan visual spasial; kecerdasan musikal; kecerdasan kinestetik; kecerdasan naturalis; kecerdasan interpersonal; kecerdasan intrapersonal; kecerdasan spiritual.
    Selain itu, Peranan guru sangat penting demi tercapainya tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan, peranan guru dalam pembelajaran terpadu adalah sebagai perencana, pelaksanan dan sekaligus evaluator. Peranan lain yang harus dilakukan guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih adalah sbagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilisator, pembimbing, pengelola kelas, demonstrator, mediator dan supervisor.
    Peran guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam lingkungannya.
     
    DAFTAR PUSTAKA

    http:// Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini ~
    Belajar TePe yukkkk.html
    http:// Fitria Novita Sari  PENGERTIAN, FUNGSI, JENIS-JENIS DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR.html
    Makalah peran_guru_PAUD_dalam_perkembangan_kurik.docx
  • Copyright © - Pendidikan Matematika Kebutuhanku

    Pendidikan Matematika Kebutuhanku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan