• Rabu, 26 April 2017

    BAB 1
     PENDAHULUAN

    1.1    Latar Belakang
           Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pedidikan yang memiliki peran yang sangat penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam berbagai pihak yaitu pendidik, pemerintah, orang tua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan peletak konsep dasar yang dijadikan landasan untuk belajar pada jenjang berikutnya, selain itu penguasaan matematika yang kuat sejak dini diperlukan untuk pengusaan dan penciptaan tekhnologi di masa depan.
         Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa adalah sebagai subyek dan objek dari
    kegiatan pengajaran. Sehingga dari proses pengajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan. Tercapai atau tidaknya tujuan dilihata dari hasil belajar yang di peroleh siswa setelah proses pembelajaran selesai. Hasil belajar merupakan salah satu tujuan dari proses pembelajaran. Hasil belajar di pengaruhi oleh kemampuan siswa dan tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2008; 147) dalam proses pembelajaran di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan, metode, strategi, dan teknik yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun social.
    1.2    Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
    1.    Apa saja permasalahan yang terkait dengan pendidikan matematika?
    2.    Apa saja solusi untuk mengatasi masalah yang terkait dengan pendidikan matematika?
    BAB II
    PEMBAHASAN

    2.1    Permasalahan Yang Terkait dengan Pendidikan Matematika di Madrasah/Sekolah
             Matematika memilki perana penting dalam berbagai aspek di kehidupan. Banyak permasalahan dan kegiatan hidup yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika  seperti menghitung, mengukur dll. Peran matematika sekarang ini semakin penting karena banyak informasi yang disampaikan dalam bnahsa matematika seperti tabel, grafik, diagram, dan persamaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memahami dan mengusai informasi yang berkembang pesat yaitu dengan p[enguasaan matematika yang kuat sejak saat ini. Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun pada kenyataannya belajar matematika sering dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan membosankan, hal ini terjadi karena selama ini belajar matematika cenderung berupa menghiutng angka yang seolah-olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan dengan kemampuan berpikir untuk memecahakn berbagai masalah persoalan. Padahal dengan belajar matematika, kita dilatih untuk dsenantiasa untuk berpikir logis dan kritis untuk memecahklan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekutan ,dan keuletan
          Namun pada dasarnya terdapat beberapa permasalahan pokok dalam pendidikan matematika disekolah yang kita hadapi saat ini, yaitu :
    1.    Pemahaman yang minim tentang matematika.
    2.    Peran matematika tidak dirasa penting oleh siswa.
    3.    Siswa enggan belajar matematika.
    4.    Guru bersusah payah memotivasi siswa untuk bealajar matematika.
    5.    Belajar tambahan di luar jam sekolah untuk matematika menjadi wajib.
    6.    Orangua cemas jika anaknya lemah dalam maematika.
    7.    Keprofesionalan guru matematika.
    8.    Hasil UN matematika tidak sesuai dengan kenyataanya.
    9.    Pengaruh kelas dalam pembelajaran.
    10.    Ketidak mampuan belajar yang spesifik.
    2.2 Solusi dari dari permasalahan pokok tersebut.
    1.    Memberi pemahaman tentang matematika.
    Munurut Walle (2008; 26), “pemahaman dapat didefinisikan sebagai ukuran kualitas dan kuantitas hubungan suatu ide dengan ide yang sudah ada”. Setiap siswa mempunyai pemahaman yang berbeda tergantung pada ide yang mereka mliki dan pembuatan hubungan antara ide yang ada dengan ide yang baru. Para pendidik matematika sepakat bahwa para siswa harus memahami matemtika (Hilbert & Carpenter, 1992). Teori yang paling luas diterima yang di kenal dengan teori konstruktivisme, menyarankan bahwa anak-anak harus aktif dalam mengembangkan pemahaman.
    Teori konstruktivisme memberi kita wawasan tentang bagaimana anak-anak belajar matematika dan membimbing kita untk menggunakan strategi pengajaran yang dimjulai dengan mem[perhatikan kondisi anak-anak dan bukan memperhatikan kondisi sendiri. Teori konstruktivisme menolak bahwa anak-anak adalah lembaran putih kosong, tetapi mereka adalah kreator pengetahuannya.

    2.    Pengembangan pengajaran.
    Mengajar melibatkan pengambilan keputusan. Keputusan dibuat saat anda merencenakan pelajaran. Tugas apa yang paling baik yang dapat diberikan besok? Dengan memperhatikan yang terjadi pada hari ini, apa yang akan menggerakkan untuk siswa ke depa? Dan keputusan diambil dari menit ke menit di dalam kelas. Bagaimana saya harus menjawab haruskah mereka berusaha lebih keras lagi? Atau haruskah saya ikut campur? Apakah ada kemajuan yang diperoleh? Bagaimana cara saya membantui murid kearah yang benar tanpa mengecilkan hatinya?
    Gagasan yang telah didiskusikan didalam bab ini memberi dasar teoritis untuk membuat keputusan. Seorang guru yang selalu mengingat gagasan ini dapat dikatakan telah mendasarkan pengajarannya pada teori konstruktivisme, yang didalam buku ini dinamakan pendekatan perkembangan. Berikut ini adalah bentuk ide-ide yang diungkapkan.
    a.    Anak-anak mengkonstruksi  sendiri pengetahuan dan pemahaman mereka. Setiap anak datang kekita dengan ide-ide yang kaya dan unik. Ide-ide ini merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengkonstruksi konsep dan prosedur baru saat anak-anak bergulat dengan ide-ide, membhahas penyelesaian, dengan menghadapi dugaannya sendiri maupun dengan orang lain, menjelaskan metode mereka dan menyelesaikan soal yang mereka hadapi. “ide-ide tidak dapat dituangkan kedalam diri anak sebagaiman menuangkan air kebejana kosong”.
    b.    Pengetahuan dan pemahaman adalah unik bagi setiap pelajar. Jaringan ide dari setiap anak berbeda dengan yang lainnya. Sambil ide baru terbentuk, ide-ide tersebut akan terintegrasi ke dalam jaringan ide dengan cara yang juga unik. Kita seharusnya tidak memperlakukan anak secara sama.
    c.    Berpikir reflektif adalah unsur yang paling penting untuk belajar secara efektif. Agar anak-anak dapat membuat ide-iden yang baru dapat menghubungkannay dengan jaringan ide, maka mereka harus dilibatkan untuk berpikir. hanya dilibatkan berfikir dengan diberi tugas dapat dikembangkan pemahaman yang benar tentang ide-ide yang baru.
    d.    Lingkungan sosial budaya dari sebuah komunitas pelajar matematika berinterraksi dengan dan meningkatkan perkembangan ide matematika anak-anak. Meskipun belajar adalah proses reflektif dan internal, tetapi anak-anak dapat menguji, mengungkap, memodifikasi, dan mengembangkan ide-ide baru melalui interaksi dengan anak-anak lain dan para guru.
    e.    Model-model untuk ide-ide matematika membantu siswa mengungkapkan dan memperbicangkan ide-ide matematika. Konsep logika merupakan hubungan dan bukan hal yang bersifat fisik. Model-model fisik dan gambar hanya mempresentasikan konsep-konsep matematika sebatas hubungan-hubungan matematis dapat dikaitkan. Model merupakan merupakan alat pengajaran yang penting bukan untuk mengganti pelajran yang dapat meningkatkan berfikir reflektif.
    f.    Pengajaran yang efektif merupakan kegiatan yang terpusat pada siswa. Didalam kelas yang bersifat konstruktivis, tekanan diberikan kepada pembelajaran dan bukan pada pengajaran.

    3.    Ajakan untuk belajar berkembang.
    Pendidikan matematika yang digambarkan di dalam standar NCTM (National Council Of Teachers Of Mathematic) hampir semuanya berbeda dengan dengan proses belejar dang mengajar yang kita alami dari sekolah dasar sampai kelas delapan
    4.    Penyesuaian untuk kelemahan siswa(perseptual, daya ingat, dan kelemahan perhatian).
    Ingat bahwa ketidakmampuan untuk memperoses, mungkin terjadi karena adanya gangguan pada pendengaran, penglihatan yang mempengaruhi siswa lemah dalam memerhatikan penjelasan guru. Jika seorang anak diperiksa oleh psikolog di sekolah mereka, maka hasil tes tersebut akan berguna untuk memetakkan kelemahan dan kekuatan mereka secara terperinci. Bekerjasama dengan seorang psikolog akan membantu kita untuk menemukan jalan untuk mengadaptasi strategi-strategi pengajaran untuk mencegah kelemahan dan menggabungkan kekuatan tanpa perubahan yang besar dalam kurikulum.
    a.    Penyesuaian untuk kelemahan perhatian.
    Banyak (tidak semua ) siswa dengan kemampuan belajar yang kurang juga mengalami gangguan kelemahan perhatian . anak-anak ini mengalami kesulitan kronis dengan perhtian yang sering teralih , kehilangan kontrol, dan kadang-kadang hiperaktif . strategi-strategi berikut ini telah terbukti bergun:
    •    Bangunlah rutinitas yang sederhana dan dapat terprediksi dan diskusikanlah dengan siswa. Buatlah perkiraan dan urutan yang jelas.
    •    Buatlah kegiatan belajar matematika yang aktif dengan menyertakan seluruh siswa daripada membuat kegiatan belajar yang memakan waktu yang lama dan hanya membuat siswa duduk dibangkunya masing-masing.
    •    Biarkan mereka bekerjasama dengan temannya dan berikan mereka kesan bahwa yang mereka harus kerjakan adalah tugas yang diberikan kepada mereka.
    b.    Penyesuain – penyesuain kelemahan  daya ingat
    Kelemahan daya ingat  juga dapat diakibatkan oleh viswal. Anda dapat menghilangkan kelemahan tersebut dengan cara sebagai berikut:
    •    Menerapkan instruksi yang sederhana dalam satu waktu.
    •    Tulislah instruksi di papan tulis dan buatlah fotokopi untuk dibagikan.
    •    Izinkan penggunaan kalkulator pada saat pelajaran berlangsung.
    •    Seringlah menggunakan tinjauan ulang singkat-latihan terdistribusi.
    •    Setelah memberikan instruksi, tanyakanlah pada satu atau beberapa siswa untuk melakukan instruksi-instruksi tersebutdengan bahasa mereka sendiri.
    BAB III
    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan
            Setelah memahami permasalahan yang diahadapi oleh setiap individu kita dapat menerapkan cara yang telah kita jelaskan pada pembahasan diatas, apabila cara tersebut sudah diterapkan secara maksimal, maka kesalahan-kesalahan yang akan timbul itu bisa berkurang, lebihnya kesalahan itu tidak akan muncul lagi. Solusi dari permasalahan tersebut yakni:
    1.    Memberi pemahaman tentang matematika.
    2.    Pengembangan pengajaran.
    3.    Ajakan untuk belajar berkembang.
    4.    Penyesuaian untuk kelemahan siswa(perseptual, daya ingat, dan kelemahan perhatian).
    3.2 Saran
         Dalam makalah ini kami berkeinginan supaya makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan tentang berbagai masalah yang terkait dengan pendidikan matematika di Madrasah/di Sekolah serta solusi dari permasalahn-permasalahan tersebut.
    DAFTAR PUSTAKA
    http://rickykamaluddin.blogspot.co.id/2011/12/problematika-pendidikan-matematika.html
    Jhon a. Van De Walle. Matematika Pengembangan Pengajaran, Jakarta: Erlangga. 2007 edisi keenam.





    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Pendidikan Matematika Kebutuhanku

    Pendidikan Matematika Kebutuhanku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan