• Minggu, 29 Oktober 2017



    HAKEKAT PENDIDIK
    Hakikat pendidik dalam Islam, adalah orang-orang yang bertanggung jawab dalam perkembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun potensi psikomotor. Senada dengan ini, Mohammad
    Fadhli al-Jamali menyebutkan, bahwa pendidik adalah orang yang mengarahkan manusiakepada kehidupan yang lebih baik sehingga terangkat derajat manusianya sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki oleh manusia (A. Tafsir, 1994:75).
    Pendidik dalam pendidikan Islam adalah setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Sedangkan yang menyerahkan tanggung jawab dan amanat pendidikan adalah agama, dan wewenang pendidik dilegitimasi oleh agama, sementara yang menerima tanggung jawab dan amanat adalah setiap orang dewasa. Ini berarti bahwa pendidik merupakan sifat yang lekat pada etiap orang, karena tanggung jawabnya atas pendidikan (Ramayulis, 2002:85-6).
               1.      Tugas dan Peran Pendidik
    Dalam Islam, tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang mulia. Secara umum, tugas pendidik adalah mendidik. Dalam operasionalisasinya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, member contoh, membiasakan, dan lain sebagainya. Batasan ini memberi arti bahwa tugas pendidik bukan hanya sekedar mengajar sebagaimana pendapat kebanyakan orang. Di samping itu, pendidik juga bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis (Hasan Langgulung, 1988:86-7).
    Muh.Uzer Usman (2003:7) menjelaskan bahwa tugas guru (pendidik) sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilanketerampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat motivasi bagi siswanya dalam belajar.
    Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, mengajar, dan melatih. Secara terminologis akademis, mendidik, membimbing, mengajar,melatih, dapat dijelaskan sebagai berikut:
    1.      Mendidik
    -          Isi : Moral dan kepribadian
    -          Proses : Memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib
    yang telah disepakati
    -          Strategi  dan metode : motivasi dam pembinaan
    2.      Membimbing
    -          Isi : norma dan tertib
    -          Proses : Menyampai-kan atau mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan individual siswa
    -          Strategi dan metode : motivasi dan pembinaan
    3.      Mengajar
    -          Isi : bahan ajar berupa ilmu pengetahuan dan tekhnologi
    -          Proses : Memberikan contoh kepadasiswa atau mempraktik-kan keterampilan tertentu atau menerapkan konsep yang telah diberikan kepada siswa menjadi kecakapan yangdapat digunakan dalam kehidupan
    sehari-hari.
    -          Strategi dan metode : ekspositori dan enkuiri
    4.      Melatih
    -          Isi : keterampilan atau kecakapan hidup ( life skill )
    -          Proses : menjadi contoh dan tauladan dalam hal moral dan kepribadian
    -          Strategi dan metode : praktik kerja, simulasi, magang






    HAKEKAT PESERTA DIDIK
    1.      Hakekat Peserta Didik
    Secara bahasa peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan
    dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupaka ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan yang menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.
    2.      Kepribadian peserta didik
    Keperibadian anak didik dijelaskan oleh Abuddin Nata (2006:136) yang mengutip
    pendapat Thasyi Kubra Zaedah mengatakan bahwa seorang peserta didik tidak diperbolehkan menilai rendah atau menganggap tidak penting terhadap ilmu pengetahuan
    yang ia tidak kuasai ataupun tidak ia senangi. Sebaliknya, peserta didik harus menggangap bahwa ilmu yang tidak dikuasainya itu sama manfaatnya dengan ilmu yang ia miliki.
    Kepribadian peserta didik yang paling penting menurut Athiyah al-Abrasyi yaitu; Pertama, peserta didik hendaknya tekun dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Kedua, peserta didik haruslah memiliki kepribadian saling menyayangi sesama temanya yang pada akhirnya akan tercipta suasana persaudaraan yang kokoh. Ketiga, peserta didik
    giat dan tidak perna bosan untuk selalu mengkaji dan mengulang-ulangi materi pelajaran yang telah diberikannya.
    3.      Etika dan kebutuhan peserta didik
    Etika peserta didik merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung, al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Fhatiyah Hasan Sulaeman (1986:39-43) merumuskan sepuluh kewajiban peserta didik diantaranya sebagai berikut:
    1. Belajar dengan niat ibadah untuk selalu mendekatkan kepada Allah Swt dengan niat
    ikhlas. Faktor terpenting yang harus dimiliki peserta didik adalah kesucian jiwa karena
    hal ini akan menghindari murid dari sifat-sifat tercela yang bertentangan dengan ajaran
    agama;
    2. Mengurangi kecendrungan pada urusan dunia tetapi lebih mengutamakan pada urusan akhirat. Karena kecintaan terhadap urusan dunia akan menyebabkan mental-mental materialism;
    3. Memiliki keperibadian tawadhu (rendah hati) dengan lebih mengutamakan kepentingan pendidikan daripada kepentingan pribadi. Peserta didik haruslah memiliki ilmu seperti padi ‘semakin berisi semakin merunduk’;
    4. Menghindari pikiran-pikiran yang dapat mempengaruhi kebimbangan peserta didik yang timbul dari berbagai aliran;
    5. Lebih mengutamakan ilmu-ilmu yang terpuji baik itu ilmu duniawi ataupun ukhrowi;
    6. Menuntut ilmu secara bertahap sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik;
    7. Menuntut ilmu secara tuntas sampai memahami materi yang dipelajari, kemudian mempelajari ilmu yang lain sehingga peserta didik lebih memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam;
    8. Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu yang dipelajarinya;
    9. Lebih memprioritaskan ilmu diniyah sebelum mempelajari ilmu duniawi, dengan bekal ilmu diniyah, peserta didik memiliki bekal ilmu agama yang akan mengarahkan kepada akhlak yang baik;
           4. kewajiban peserta didik
    Banyak kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi oleh pendidik, diantaranya:
    1. Kebutuhan Fisik
    Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang cepat terutama pada masa puberitas. Kebutuhan biologis, yaitu berupa makan, minum dan istirahat, dimana hal ini menuntut peserta didik untuk memenuhinya.
    2. Kebutuhan Sosial
    Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya, seperti diterima oleh teman-temannya secara wajar.
    3. Kebutuhan untuk mendapatkan status
    Peserta didik pada usia remaja membutuhkan suatu yang menjadikan dirinya berguna bagi masyarakat. Kebanggaan terhadap diri.
    4. Kebutuhan Mandiri
    Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan-batasan atau aturan orang
    tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan mendisiplinkan dirinya sendiri.

    5. Kebutuhan untuk berprestasi
    Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitannya dengan kebutuhan mendapat status
    dan mandiri. Artinya dengan terpenuhinya kebutuhan untuk memiliki status atau penghargaan dan kebutuhan untuk hidup mandiri dapat membuat peserta didik giat untuk mengejar prestasi.
    6. Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai
    Rasa ingin disayangi dan dicintai merupakan kebutuhan yang esensial, karena dengan terpenuhi kebutuhan ini akan mempengaruhi sikap mental peserta didik. Banyak
    anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua, guru dan lain-lainnya mengalami prestasi dalam hidup. Dalam agama cinta kasih yang paling tinggi diharapkan
    dari Allah Swt.
    7. Kebutuhan untuk mencurahkan perasaan
    Kebutuhan untuk curhat terutama remaja dimaksudkan suatu kebutuhan untuk dipahami ide-ide dan permasalahan yang dihadapinya. Peserta didik mengharapkan agar apa yang dialami, dirasakan terutama dalam masa pubertas.
    8. Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup
    Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran dan nilai-nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan
    bagaimana kebahagiaan itu diperoleh. Karena itu mereka membutuhkan pengetahuanpengetahuan yang jelas sebagai suatu filsafat hidup yang memuaskan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini.
    9. Dimensi Fisik (Jasmani)
    Zakiah Daradjat sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2006:82) membagi manusia kepada tujuh dimensi pokok yamg masing-masingnya dapat dibagi kepada dimensidimensi kecil. Ketujuh dimensi tersebut adalah : dimensi, akal, agama, akhlak, kejiawaan, rasa kaindahan dan sosial kemasyarakatan Semua dimensi tersebut harus tumbuh kembangkan melalui pendidikan Islam.



    MODEL INTERAKSI PENDIDIK
    DAN PESERTA DIDIK DALAN PENDIDIKAN

    Zakiyah Darajat mengatakan bahwa model interaksi adalah suatu model interaksi sosial yang terbentuk berdasarkan teori belajar Gestalt dan teori balajar Area/Field-Theory. Model pembelajaran ini menitik beratkan pada suatu hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak   memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu kesatuan yang utuh.
    Bila dikaitkan dengan pendidikan, model interaksi ini maksudnya adalah adanya hubungan antara pendidik dengan siswanya, dan antara siswa dengan siswa jadi selalu dalam satu kesatuan dalam tujuan yang sama. Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima oleh siswa secara utuh dan tentunya tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.
    Pola Interaksi Deduktif
    Zakiyah Darajat mengatakan bahwa model interaksi adalah suatu model interaksi sosial yang terbentuk berdasarkan teori belajar Gestalt dan teori balajar Area/Field-Theory. Model pembelajaran ini menitik beratkan pada suatu hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat.
    Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu kesatuan yang utuh. Bila dikaitkan dengan pendidikan, model interaksi ini maksudnya adalah adanya hubungan antara pendidik dengan siswanya, dan antara siswa dengan siswa jadi selalu dalam satu kesatuan dalam tujuan yang sama.
    Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima oleh siswa secara utuh dan tentunya tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.
    Zakiyah Darajat mengatakan bahwa model interaksi adalah suatu model interaksi sosial yang terbentuk berdasarkan teori belajar Gestalt dan teori balajar Area/Field-Theory. Model pembelajaran ini menitik beratkan pada suatu hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat.
    Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu kesatuan yang utuh. Bila dikaitkan dengan pendidikan, model interaksi ini maksudnya adalah adanya hubungan antara pendidik dengan siswanya, dan antara siswa dengan siswa jadi selalu dalam satu kesatuan dalam tujuan yang sama. Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima oleh siswa secara utuh dan tentunya tujuan pembelajaran akan mudah tercapai

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Pendidikan Matematika Kebutuhanku

    Pendidikan Matematika Kebutuhanku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan