Minggu, 29 Oktober 2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Anak
adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak
memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa.
Anak selalu bergerak aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang
dilihat, didengar, dirasakan. Mereka
seolah-olah tak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat
egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan mahluk sosial,
unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan
masa yang paling potensial untuk belajar.
Pendidikan
anak usia dini pada dasarnya meliputi upaya pemberian stimulasi, bimbingan,
pengasuhan, pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan
dan keterampilan anak, serta seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh
pendidik dan orangtua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan anak
dengan menciptakan aura lingkungan di mana anak dapat mengeksplorasi pengalaman
yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman
belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan
bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh
potensi dan kecerdasan anak.
Oleh
karenanya dalam proses belajar megajar atau proses pembelajaran guru sebagai
pendidik harus menyiapkan strategi pembelajaran yang sesuai atau tepat
digunakan pada semua situsasi/keadaan. Seorang guru harus kreatif atau inovatif
mampu merencanakan dan menyusun desain, strategi apa yang cocok dan tepat untuk
digunakan sesuai situasi yang dihadapinya. Strategi pembelajaran harus
dipersiapkan sebaik mungkin agar peserta didik/murid dapat menyerap pelajaran
yang telah di desain dan direncanakan sehingga proses belajar mengajar tersebut
benar-benar efektif dan tepat sasaran bidang pengembangannya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian strategi pembelajaran berdasarkan minat (area)?
2. Apa
saja tujuan strategi pembelajaran berdasarkan minat (area)?
3. Apa
saja manfaat Strategi pembelajaran berdasarkan minat (area)?
4. Apa
saja kelebihan dan kekurangan Strategi pembelajaran berdasarkan minat (area)?
C. Tujuan
1. Memahami
pengertianstrategi pembelajaran berdasarkan minat (area)
2. Memahami
tujuanstrategi pembelajaran berdasarkan minat (area)
3. Memahami
manfaatstrategi pembelajaran berdasarkan minat (area)
4. Memahami
kelebihan dan kekuranganstrategi pembelajaran berdasarkan minat (area)
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Strategi Pembelajaran Berdasarkan Minat (Area)
Strategi
merupakan suatu istilah yang diadopsi dari bidang kemiliteran ke dalam bidang
industri kemudian ke dalam bidang pendidikan. Strategi dapat diartikan sebagai
perpaduan secara keseluruhan dan pengorganisasian secara kronologis dari
metode-metode dan bahan-bahan yang dipilih untuk mencapai tujuan (UNESCO,
1981). Lebih lanjut lagi Philips and Owens (1986), mengemukakan bahwa strategi
adalah serangkaian tindakan yang bertalian secara konsisten dan tindakan-tindakan
secara konseptual, terpadu, dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Dari
kedua definisi di atas dapat ditarik pernyataan bahwa strategi dan pendekatan (approach)
memiliki kesamaan arti.
Model pembelajaran adalah suatu desain atau
rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri anak. Menurut Joyce yang dikutip kembali
oleh Hamruni bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan
lain-lain. Sedangkan berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia minat adalah
kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan.
Pengertian straregi pembelajaran berdasarkan minat
(area)
Model pembelajaran berdasarkan minat
adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih
atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran
berdasarkan area adalah pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang
menekankan prinsip:
1.
Pengalaman pribadi anak
2.
Membantu anak membuat
pilihan-pilihan dan keputusan melalui aktivitas-aktivitas dalam area yang sudah
disiapkan
3.
Keterlibatan keluarga dalam
pembelajaran.
Pilar Model
Pembelajaran Area :
1.
Konstruktivisme
2.
Pembelajaran
yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
3.
Pendidikan
progresif.
Semua
kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan pada minat anak, tingkat
perkembangan kognitif dan kematangan sosioemosional, mendorong rasa ingin tahu
alamiah anak, kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman panca indera dan
keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itu sendiri. Pelaksanaan
pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip-prinsip perkembangan anak dan
konstroktivisme ini.
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran berdasarkan minat (area) adalah strategi pembelajaran berdasarkan
minat atau keinginan anak sendiri. Anak dapat memilih sendiri area yang telah
disiapkan oleh guru, yang akan dipilih sebagai sarana pengembangan kecerdasan
anak.
B. Tujuan Strategi Pembelajaran Minat (Area)
Tujuan
strategi pembelajaran berdasarkan minat (area) adalah untuk membantu anak
menjadi peserta didik yang antusias, mendorong mereka menjadi penjelajah aktif,
kreatif, tidak takut untuk mencoba ide-ide mereka.Tujuan akhirnya adalah
membantu anak menjadi pribadi yang mandiri dan percaya diri. Aspek yang dapat
dikembangkan dalam strategi pembelajaran minat (area) antara lain sosial
emosional, kognitif, dan fisik.
Agar
tujuan tersebut tercapai, maka para pendidik harus mampu mengarahkan agar anak
mampu:
a. Belajar
dengan caranya sendiri dan dengan kecepatan masing-masing.
b. Belajar
dan mengulangi suatu pekerjaan yang telah ditunjukkan oleh orang lain.
c. Bereksperimen
untuk mencari tahu bagaimana sesuatu terjadi.
C. Manfaat
dan Jenis-jenis Strategi Pembelajaran berdasarkan Minat (area)
Manfaat
dari strategi pembelajaran berdasarkan minat (area) ini adalah dapat mendukung
perkembangan dan belajar anak secara komprehensif yang meliputi perkembangan
fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, kreativitas dan bahasa.
Jenis-jenis
area yang digunakan pada strategi pembelajaran berdasarkan minat (area) ini
adalah berbagai area kegiatan yang meliputi 10 area belajar bagi setiap anak
yaitu:
a. Area
Pasir dan Air
Air dan pasir merupakan dua jenis benda
yang disukai anak. Melalui pasir dan air anak dapat bermain dengan dirinya,
dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, dengan teman, atau bermain dalam
kelompok. Pasir dan air merupakan wahana yang baik untuk belajar.
Bahan-bahan
yang perlu dipersiapkan di area ini adalah bak pasir/bak air, aquarium kecil,
ember kecil, gayung, garpu, garuk, botol-botol plastik, tabung air, cangkir
plastik, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan,
cetakan-cetakan pasir/cetakan agar-agar berbagai bentuk, penyiram tanaman, dan
sebagainya
b. Area
Balok
Pada area ini anak dapat menemukan
sesuatu untuk dikerjakan dengan balok. Dengan balok anak dapat berbuat sesuatu,
misalnya, membuat menara, mobil-mobilam, jembatan, rumah-rumaham dan
sebagainya. Mereka juga dapat mengangkat, menumpuk, mengelompokkan,
menggabungkan balok-balok tersebut untuk bermain-main dan lain-lain.
Bahan-bahan yang harus dipersiapkan
di area balok yaitu balok dengan
berbagai bentuk, ukuran, dan wama, leggo, lotto sejenis, lotto berpasangan,
kepingan geometri dari triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri,
kendaraan mainan (kendaraan laut, udara, darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus
berpola, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi, tusuk es krim, tusuk
gigi, bola dengan berbagai ukuran dan warna, kardus bekas, dan sebagainya.
c. Area
bermain Drama atau Area Rumah
Area rumah atau area bermain drama dapat
mendukung bermain secara individual maupun bekerjasama melalui kelompok. Di
area ini anak dapt bermain menirukan kegiatan di rumah seperti, memasak,
berjualan, mencuci, menyetrika, dan lain-lain. Di sini anak-anak
mengeksplorasi, meniru, dan berpura-pura melakukan kegiatan-kegiatan seperti di
rumah. Misalnya bermain sendiri atau dengan temannya berperan sebagai ibu,
ayah, bibi, dan lain-lain. Atau menirukan pekerjaan orang tuanya seperti guru, pilot, supir, dokter dan sebagainya.
Bahan atau alat
yang perlu dipersiapkan pada area ini yaitu tempat tidur anak (boneka), almari
kecil, meja kursi kecil, meja tamu, boneka-boneka, tempat jemuran, setrika dan
meja setrika, baju-baju besar, handuk, bekas make up, minyak wangi, sisir,
kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas,
cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan/cobek, mangkok-mangkok,
tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender, sikat gigi, odol,
telepon-teleponan, tiruan baju tentara dan polisi, tiruan jas dokter, dan
sebagainya
d. Area
Seni
Area seni merupakan pusat kegiatan yang
penuh dengan suasana senang, riang, dan menimbulkan kepuasan bagi anak-anak.
“Tujuan utama area ini adalah menumbuhkembangkan kreativitas, rasa ingin tahu
daya khayal dan inisiatif anak” (Pamela A. Croughlin, 1997). Di area ini anak
dapat mengeksplorasi bahan-bahan, mencampur warna, menggunting, menggambar dan
sebagainya.
Bahan atau alat
yang perlu dipersiapkan di area ini yaitu meja gambar, meja kursi anak, krayon,
pensil berwama, pensil, kapur tulis, kapur warna, arang buku gambar, kertas
lipat, kertas koran, lem, gunting, kertas warna, kertas kado, kotak bekas,
bahan sisa, dan sebagainya.
e. Area
Agama/Ibadah
Area ini memberi kesempatan kepada anak
untuk mengenal berbagai macam agama yang ada di Indonesia, dan juga memberikan
pengetahuan kepada anak tentang bagaimana tatacara beribadah dan belajar
membaca Al-Qur’an.
Bahan atau alat
yang perlu dipersiapkan pada area ini yaitu maket tempat ibadah dan alat peraga
tata cara ibadah agama-agama di Indonesia, misalnya sebagai berikut: Islam :
maket masjid, gambar tata cara shalat, gambar tata cara berwudhu, sajadah,
mukena, peci, kain sarung, kerudung, dst. Hindu: maket pura, gambar orang
menuju ke Pura, tiruan sesaji. Kristen/Katolik: maket gereja, Alkitab, rosario.
Budha: maket pura, maket candi Budha, gambar biksu. Kong Hucu : maket
kelenteng, foto orang sembahyang.
f. Area
Membaca dan Menulis
Area ini memberi kesempatan pada anak
untuk mempersiapkan membaca dan menulis. Bahan-bahan yang disediakan meliputi
buku-buku yang dibuat anak, majalah, buku-buku cerita, alat-alat menulis, dan
lain-lain yang memungkinkan anak dapat memilih sendiri kegiatannya.
Bahan atau alat yang perlu dipersiapkan
pada area ini yaitu buku tulis,
pensil warna, pensil, kartu huruf, kartu kategori, kartu gambar, kertas piano,
spidol, ballpoint dan buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartu
nama-nama hari, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama bulan,
majalah anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, dan sebagainya.
g. Area
Musik dan Gerak
Pada area ini anak dapat melakukan
berbagai kegiatan bernyanyi, memainkan alat musik, menari, mendengar musik,
membuat nyanyian, atau mengekspresikan alat-alat musik.
Bahan atau alat yang perlu
dipersiapkan pada area ini yaitu seruling,
kastanyet, marakas, organ kecil, tamburin, kerincingan, triangle, gitar kecil,
balok kayu, kulintang, angklung, biola, piano, harmonika, gendang, rebana, dan
sebagainya dengan menyesuaikan pada keunikan daerah masing-masing.
h. Area
Sains/IPA
Pada area ini anak dapat belajar tentang
berbagai mahluk hidup dan melakukan berbagai eksperimen kecil untuk menambah
pengetahuan anak. Anak juga dapat melakukan berbagai permainan manipu;atif yang
dapat digunakan dengan berbagai cara seperti mencampur warna, menggunting,
menggambar dan sebagainya.
Bahan atau alat
yang perlu dipersiapkan di area ini yaitu macam-macam tiruan binatang,
gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses pertumbuhan
tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), kerang, batu
kali, pasir, bunga karang, magnet, mikroskop, kaca pembesar, pipet, tabung
ukur, timbangan kue, galas ukuran, gelas pencampur wama, nuansa warna, pita
meteran, penggaris, benda-benda kasar-halus (batu, batu bata, amplas, besi,
kayu, kapas, kain, kulit kayu, kulit binatang, dan lain-lain), benda-benda
untuk pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka, garam, sirup,
cabe, dan lain-lain), berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih, lada,
ketumbar, kemiri, lengkuas, daun asam, jahe, kunyit, jinten, dan lain-lain).
Pengenalan bau aroma.
i.
Area Bermain di Luar
Bermain di luar ruangan merupakan tempat
yang menyenangkan bagi anak. Di sini anak dapat bergerak dengan bebas melompat,
memanjat, menangkap bola, bermain ayunan dan sebagainya. Dalam area ini yang
perlu diperhatikan adalah faktor keselamatan anak.
Pada setiap area tersebut perlu
dilengkapi dengan bahan-bahan, benda-benda atau berbagai objek yang dibutuhkan
anak untuk belajar dan berkembang secara optimal.
Literatur
yang digunakan dalam 10 area belajar bagi setiap anak yaitu:
a. Area
balok, terdiri dari literatur tentang balok, matematika, fisika, sains, ilmu
bumi dan lingkungan, ilmu sosial, seni serta teknologi.
b. Area
bermain drama, terdiri dari literatur tentang drama, matematika, fisika, ilmu
sosial seni dan teknologi.
c. Area
seni, terdiri dari literatur matematika, ilmu bumi dan lingkungan, ilmu sosial,
seni dan teknologi.
d. Area
bermain, terdiri dari literatur tentang matematika, ilmu tumbuhan dan hewan,
ilmu sosial, seni dan teknologi.
e. Area
pustaka terdiri dari keaksaraan, matematika, ilmu alam, ilmu sosial, seni dan
teknologi.
f. Area
penemuan terdiri dari literatur tentang matematika, ilmu alam, ilmu sosial,
seni dan teknologi.
g. Area
pasir-air terdiri dari literatur tentang musik, matematika, fisika, ilmu
sosial, seni dan teknologi.
h. Area
musik dan gerak, terdiri dari literatur tentang musik, matematika, fisika, ilmu
sosial, seni dan teknologi.
i.
Pengalaman Memasak,
terdiri dari literatur tentang memasak, matematika, ilmu sosial, seni dan
teknologi.
j.
Area bermain outdoor,
literatur tentang bermain outdoor, mateematika, ilmu bumi dan lingkungan, ilmu
sosial, seni dan teknologi.
Pada
saat anak melaksanakan berbagai kegiatan di area tersebut, pendidik PAUD
berperan sebagai:
a. Pendorong
bagi anak dalam bermain secara aktif dan kreatif
b. Penunjuk
sikap yang mendorong munculnya kreativitas pada anak.
c. Pemuji
sikap kreativitas anak.
d. Pengaju
pertanyaan kepada anak ketika belajar.
e. Pembantu
anak dalam mengembangkan kreativitasnya.
f. Pengamat
anak dalam kegiatan bermain.
D. Pelaksanaan
Pembelajaran
Dalam pembelajaran yang berpusat
pada anak, anak dilibatkan bukan hanya dalam mengerjakan sesuatu tetapi anak
merencanakan sendiri kegiatannya. Tahapan yang dilakukan anak meliputi: merencanakan,
bekerja, dan melaporkan kembali.
1. Tahap
Merencanakan
Pada
tahap merencanakan, setiap anak mulai dengan memutuskan apa yang akan
dikerjakan, mengemukakan gagasannya kepada guru. Guru mendengarkan, bertanya,
mencatat perencanaan anak tersebut. Dalam tahap perencanaan ini guru harus
mendorong anak untuk mengembangkan rencananya memutuskan bahan dan peralatan
yang akan digunakan anak, serta cara-cara yang akan mereka lakukan dalam
memanipulasi, mentransformasi dan menggabungkan bahan-bahan.
2. Tahap
bekerja
Tahap
bekerja merupakan kegiatan di mana anak menempuh urutan sesuai dengan yang
mereka rencanakan. Pada tahap ini anak muai bekerja pada area dengan objek yang
telah mereka pilih. Ada yang bekerja di area balok, area seni, area pasir dan
air, atau area lain sesuai pilihannya.
3. Tahap
Melaporkan kembali
Pada
tahap ini anak bertemu kembali dengan guru untuk membicarrakan memperlihatkan
hal-hal yang telah mereka lakukan pada tahap bekerja.
E. Pengelolaan
Kelas Dalam Area Pembelajaran
Pengelolaan
kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta didik,
pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan pendidik. Untuk itu hal-hal yang
diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah :
1.
Alat bermain, sarana prasarana
diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari itu.
2.
Kegiatan dapat dilakukan dengan
menggunakan meja kursi, karpet, atau tikar sesuai dengan alat yang digunakan.
3.
Pengaturan area memungkinkan
pendidik dapat melakukan pengamatan sehingga dapat memberikan motivasi,
pembinaan, dan penilaian.
4.
Pendidik memperhatikan perbedaan
individu setiap peserta didik pada saat mereka melakukan kegiatan di area.
F. Kelebihan
dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Minat (Area)
a. Kelebihan
yang diperoleh dalam strategi pembelajaran berdasarkan minat (area) ini
diantaranya:
1. Anak-anak mempunyai kesempatan yang jauh lebih besar untuk memilih
dan melakukan kegiatan sesuai dengan minat pribadinya.
2.
Pembelajarannya
dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati
keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman belajar secara individu pada
area-area yang telah disediakan.
3.
Pengalaman belajar bagi setiap anak
secara individual lebih luas
4.
Membantu anak untuk membuat pilihan-pilihan
melalui kegiatan dan pusat-pusat kegiatan
6.
Kemampuan
anak dalam belajar lebih optimal, anak lebih sibuk bergerak melakukan atau
aktif belajar di area yang telah dipilihnya.
7.
Membantu
anak dalam mengumpulkan benda-benda yang telah disusun disekitar satu atau
lebih dimana anak dapat berinteraksi dengan media tersebut.
9.
Menyenangkan
karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik
10.
Memberikan
pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
11.
Mengembangkan
keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi
Setiap
anak yang dilahirkan adalah unik dan punya banyak perbedaan, satu dengan yang
lain tidak akan sama. Oleh karenanya muncullah pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan system area sebagai antisipasi terhadap perbedaan cara belajar,
motivasi, kemampuan dan minat anak. Sehingga anak dapat membuat kesimpulan
sendiri dari setiap hal yang dipelajarinya.
b.
Kekurangan
dalam Strategi Pembelajaran Berdasarkan Minat (area)
Karena pada strategi pembelajaran berdasarkan minat (area) ini yang
lebih banyak melakukan kegiatan adalah anak maka hasil pencapaian perkembangan
setiap anak akan berbeda, tergantung dari motivasi yang dimiliki oleh setiap
anak. Jika anak tersebut melakukan kegiatan dengan penuh semangat maka akan
mendapatkan hasil yang optimal untuk pengembangan kecerdasannya, akan tetapi
jika anak tersebut tidak mau melakukan kegiatan di setiap area yang disediakan
oleh guru maka pengembangan kecerdasannya pun akan kurang atau terhambat.
Sistem Area ini menuntut guru lebih
kreatif dalam memilih kegiatan dan mengkonstruksi area yang atraktif. Guru
adalah fasilitator, anak yang kurang mampu harus dimotivasi dan yang lebih
diberi kegiatan yang lebih memacu semangat belajar.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran berdasarkan minat
adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran
berdasarkan minat dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak. Model pembelajaran berdasarkan
minat adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran
berdasarkan minat dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak.
Manfaat dari strategi
pembelajaran berdasarkan minat (area) ini adalah dapat mendukung perkembangan
dan belajar anak secara komprehensif yang meliputi perkembangan fisik, motorik,
sosial, emosi, kognitif, kreativitas dan bahasa.
Jenis-jenis
area yang digunakan pada strategi pembelajaran berdasarkan minat (area) ini
adalah berbagai area kegiatan yang meliputi 10 area belajar bagi setiap anak
yaitu:
a. Area
Pasir dan Air
b. Area
Balok
c. Area
bermain Drama atau Area Rumah
d. Area
Seni
e. Area
Agama/ibadah
f. Area
membaca dan menulis
g. Area
Musik dan Gerak
h. Area
Sains/IPA
i.
Area Bermain di Luar
DAFTAR PUSTAKA
Ratna
Pangastuti, Edutainment PAUD, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014
Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2008, hlm 196
Novan Ardy Wiyani, Konsep Dasar PAUD, Yogyakarta: Gava
Media, 2016
Masitoh, dkk., Strategi
Pembelajaran TK, Universitas Terbuka, Tangerang Selatan: 2014
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM.Salman.pdf
http://area.blogwahyu.com/2013/12/pengertian-pendekatan-strategi-dan.html
https://septiriawati1001110044.wordpress.com/artikel/area-paud/model-model-pembelajaran-area-paud/
www.slideshare.net/Ihiliesajjza/kelebihan-dan-kekurangan-metode-pembelajaran
http://www.membumikan
pendidikan.com/2015/04/model-pembelajaran-dengan-pendekatan 12.html